SORONG – Selama bulan Oktober 2020, Kota Sorong mengalami deflasi sebesar 0,61 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 102,81. Deflasi di Kota Sorong terjadi karena adanya penuruna harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -1,15 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -1,25 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar -0,16 persen, kelompok transportasi -0,91 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar -0,37 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yakni, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,02. Sementara kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pendidikan serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran tidak mengalami perubahan indeks.
Kasie Statistik Distribusi BPS Kota Sorong, Nur Hadianta Tri Widada, S.ST, M.Si mengungkapkan penyumbang deflasi tertinggi di Kota Sorong datang dari kelompok pakaian dan alas kaki. Sementara penyumbang inflasi tertinggi Kota Sorong adalah kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar.
”Kalau dilihat dari datanya, kelompok pakaian dan alas kaki jadi penyumbang deflasi tertinggi -1,25 persen. Sementara penyumbang inflasi tertinggi yakni 0,12 persen dari kelompok pemeliharaan rutin rumah tangga,” terang Nur Hadianta.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS, deflasi terjadi karena penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,81 pada September 2020 tidak berubah pada Oktober 2020. Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2020 sebesar -0,44 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) sebesar 0,17 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2019 sebesar 1,47 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Oktober 2019 terhadap Oktober 2018 sebesar 1,50 persen.
Dari 90 kota IHK, 66 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen dengan IHK sebesar 104,43 dan terendah terjadi di Jember sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 104,65. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar -1,81 persen dengan IHK sebesar 105,12 dan terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 104,03.
Pada Oktober 2020 dari kota-kota IHK di luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 40 kota, 21 kota mengalami inflasi dan 19 kota mengalami deflasi.
”Inflasi tertinggi terjadi di Maumere sebesar 0,87 persen dengan IHK sebesar 105,24 dan terendah terjadi di Palangkaraya sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 104,09. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen dengan IHK sebesar 105,12 dan terendah terjadi di Pontianak sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 105,46,” pungkasnya. (ayu)
Oktober, Deflasi Kotsor Sentuh 0,61 Persen

Komentar